nama kursor

Kamis, 10 Februari 2011

cerita fiksi

HATI TUKANG NASI GORENG

Lapar. Itulah kata yang terbersit di pikiran gw. Sepertinya gw lagi pengen makan nasi goreng di pinggir jalan dekat rumah nih. Gw membayangkan makan nasi goreng panas ditemani teh tawar hangat dihembus angin malam yang sejuk. Hmmm…sepertinya nikmat.

“Bang, nasi goreng satu” Pesan gw kepada abang nasi goreng.
Tak lama abang nasi goreng beraksi membuat makanan yang yummmi buat gw.
“Dek, mau makan disini apa dibungkus” Tanyanya ke gw.
Gw pikir sebaiknya gw makan di rumah. Gw bisa berbagi dengan adik dan kakak gw. Duh, baiknya gw. “Bang, makan disini aja, bang” Jawab gw.


Tak lama, pikiran gw pun berubah. Gw pikir lebih enak makan disini sesuai tujuan awal gw. Adek dan kakak gw mah nanti aja deh. Makan disini pasti mantabz. “Makan disini aja, bang.”

Tak lama, beberapa mobil pengangkut sampah berkonvoi melewati jalan. Yaks, menghilangkan imaginasi kelezatan nasi goreng yang nikmat deh.

“Bang, gak jadi makan disini. Dibungkus aja deh.” Jawab gw berubah-ubah.
“Dek, gimana sih. Jadinya mau makan disini atau dibungkus??!” Jawab si abang dengan nada suara sedikit meningkat.
“Sabar bang. Hati ini memang seringkali berubah. Sering tidak tentu keinginannya. Hari ini inginkan blackberry, esok mungkin menginginkan apple. Hati ini sering sakit akan wahn. Hati ini penuh nafsu, kan?” Jawab gw puitis.
Sekarang bayangkan ekspresi tukang nasi goreng tersebut ya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar